Kisah Dakwah Nabi Yunus Kepada Kaumnya
Jejak Mufassir - Di antara banyaknya kisah nabi, kisah nabi Yunus menjadi kisah yang terus diceritakan kepada umat manusia hingga saat ini. Kisah dakwah nabi Yunus kepada kaumnya menjadi pelajaran bagi para pendakwah dalam menggencarkan perjuangan dakwahnya.
Allah memilih Nabi Yunus sebagai utusan-Nya untuk menyebarkan tauhid kepada kaum yang menyembah berhala. Nabi Yunus dengan tulus memberikan petunjuk ilahi, berusaha membimbing mereka menuju Tuhan Yang Maha Esa, dan memberikan nasihat yang tulus. Namun, kaum tersebut menolaknya dengan sikap pengucilan, kekerasan, dan rasa jijik.
Ilustrasi 1. Kisah Nabi Yunus |
Ketika Nabi Yunus melihat kedurhakaan mereka, dia memperingatkan mereka tentang murka Allah dan ancaman yang menghadapinya. Dengan tegas, dia menyampaikan bahwa jika mereka tidak beriman dalam tiga hari, siksa Allah akan menimpa mereka.
Merasa bahwa dia telah menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah, Nabi Yunus pergi meninggalkan tanah kaumnya dan berlayar ke laut dengan hati yang penuh kemarahan.
Kisah Nabi Yunus dalam Al-Quran
Dalam konteks kisah dakwah Nabi Yunus, kita dapat melihat dari nash-nash yang ada bahwa Allah tidak memerintahkannya untuk pergi. Allah menggambarkan situasinya sebagai seorang buronan, yang seringkali diartikan sebagai budak yang melarikan diri. Inilah yang diungkapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
Artinya: (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, (QS. Ash-Shaffat 37:140).
Yunus, sebagai seorang utusan Tuhan, diingatkan untuk patuh pada perintah Tuhan dengan penuh tunduk. Tindakan seorang nabi harus selalu selaras dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, dalam kisah dakwah Nabi Yunus, Tuhan mengarahkan dia - semoga Tuhan memberinya berkah dan kedamaian - untuk tidak bergerak dengan tergesa-gesa, seperti seekor pemilik ikan paus yang keras dan kehilangan kesabaran.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ
Artinya: Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih. (Al-Qalam 68:48)
Ketika penduduk Yunus melihat tanda-tanda datangnya azab dan mereka yakin bahwa azab itu akan segera menimpa mereka, mereka merasa penyesalan mendalam atas penolakan mereka terhadap utusan Tuhan. Mereka melakukan tindakan tawbah, mengungkapkan penyesalan atas kesalahan mereka, dan bahkan memisahkan hewan-hewan dan keturunannya. Mereka keluar bersama-sama, berseru kepada Allah, dan memohon kepada-Nya dengan doa yang tulus.
Ilustrasi 2. Kisah Nabi Yunus - Jejak Mufassir |
Allah, dengan kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya, mengampuni mereka dari azab yang seharusnya menimpa. Allah menceritakan kepada kita bahwa kaum Yunus mulai mendapatkan manfaat dari keimanan mereka setelah mengalami pengalaman azab, dan Dia pun menghilangkan azab yang mengancam mereka setelah menguji keimanan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman dalam surah Yunus 10:98:
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
Artinya:
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.
Nabi Yunus di dalam Perut Ikan Nun
Dalam al-Quran, Ikan Nun digambarkan sebagaimana ikan Paus.
Ketika Yunus (Nabi Yunus) pergi, merasa marah dan kecewa dengan sikap penolakan kaumnya terhadap seruannya, dia melanjutkan perjalanannya hingga mencapai sebuah kapal di tengah laut. Saat di kapal itu, laut menjadi ganas dan mengancam untuk menjatuhkan mereka ke dalam bahaya. Untuk menyelamatkan kapal dan penumpangnya, keputusan diambil untuk mengorbankan salah satu penumpang agar yang lain dapat selamat. Dalam situasi ini, tidak ada alternatif selain melemparkan undian untuk menentukan siapa yang harus dikeluarkan dari kapal dan dijatuhkan ke laut. Ketika undian dilemparkan, nasib buruk itu jatuh pada Yunus, dan dia setuju dengan keputusan tersebut dengan penuh ketenangan.
Mereka mengenali Nabi Yunus, namun mereka menolak untuk melemparkannya ke dalam laut. Mereka mencoba mengulangi undian itu dua kali, namun hasilnya tetap sama, undian menunjuk pada Yunus. Akhirnya, mereka tak punya pilihan lain selain melemparkannya ke dalam lautan. Allah SWT kemudian mengirimkan seekor ikan paus yang menelan Yunus. Dia melayang di dalam perut ikan paus itu, melintasi lautan yang gelap, dalam keadaan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Lautannya gelap, perut ikan pausnya gelap, dan malam yang mendalam. Yunus tetap berada di dalam ikan paus selama periode yang hanya Allah yang tahu.
Jawaban Allah Atas Doa Nabi Yunus
Nabi Yunus, utusan Allah, merasa penuh kerendahan hati saat berada dalam perut ikan paus. Saat mendengar suara puji-pujian dari kerikil dan binatang laut, ia sadar akan kesalahannya dan segera berbalik kepada Allah dengan hati yang rendah dan penuh penghormatan. Ia memuji Tuhan, mengagungkan-Nya, dan merenungkan akan perbuatan dosanya. Dengan penuh keyakinan, ia berdoa kepada Allah, memohon agar Allah meringankan kesusahannya.
Allah memberikan inspirasi kepada Nabi Yunus dengan kata-kata yang mampu menghilangkan kegelapan dalam hatinya dan menghapus penderitaannya. Dengan penuh harap, ia berseru kepada Tuhan dengan pujian dan penyesalan yang mendalam.
Allah berfirman dalam surah Al-Anbiya 21:87:
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya:
Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.”
Allah memberikan pertolongan kepada Nabi Yunus dengan menumbuhkan sebuah pohon labu yang memberinya tempat berteduh dan makanan. Ini adalah tanda kebaikan Allah yang memberikan manfaat dan kekuatan bagi tubuhnya. Buah labu ini bisa dimakan dalam berbagai bentuk, baik mentah maupun dimasak, serta bisa dimanfaatkan kulit dan bijinya.
Setelah Yunus pulih, Allah memerintahkan dia untuk kembali ke kaumnya yang pernah ditinggalkannya. Saat ia tiba kembali, ia menemukan bahwa mereka telah beriman kepada Tuhan dan menantikan kepulangannya untuk mengikuti ajaran-Nya. Dengan penuh rasa syukur, Yunus tinggal bersama mereka, memberikan pengajaran dan bimbingan kepada kaumnya yang telah beriman.
Demikian kisah dakwah nabi Yunus kepada kaumnya. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah para pendahulu kita. Jangan lupa kunjungi selalu website Jejak Mufassir untuk mendapatkan update terbaru dari kami. Follow akun Instagram resmi kami @jejakmufassir dan fanspage Facebook resmi kami serta subscribe channel Jejak Mufassir agar senantiasa mendapatkan ilmu yang bermanfaat.