Makam Imam Bukhari
Makam Imam Bukhari berkaitan erat dengan tokoh presiden pertama di Indonesia, yakni Presiden Ir. Soekarno. Banyak di antara kita belum mengetahui letak di mana Imam Bukhari di makamkan. Bahkan tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya makam Imam Bukhari dapat ditemukan berkat peran dari sosok presiden pertama di Indonesia yakni Ir. Soekarno.
Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan |
Sebelum kita bahas lebih lanjut terkait makam Imam Bukhari, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu sosok daripada Imam Bukhari, berikut ulasan artikelnya.
Nama Asli Imam Bukhari
Siapa sebenarnya nama asli daripada Imam Bukhari? Tentu hal ini menjadi pertanyaan yang perlu kita ketahui jawabannya. Imam Bukhari memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Beliau lahir pada tanggal 20 Juli 810 M/13 Syawal 194 H. Beliau dilahirkan di Bukhara. Bukhara sendiri merupakan salah satu nama kota di sebelah tengah Uzbekistan. Uzbekistan sebenarnya memiliki dua kota yang populer jika dilihat dari sejarah, yakni kota Bukhara dan Samarkand.
Adapun di kota Samarkand juga terdapat beberapa tokoh intelektual yang terkenal, antara lain Abu Mansur al-Maturidi (pendiri kelompok Maturidiyah), Muhammad Addi as-Samarkandi, Abu Hasan al-Maidani, Abu Bakr as-Samarkandi, Muhammad Ibn Mas'ud.
Imam Bukhari meninggal di Samarkand pada tahun 256 H. dalam usia 62 tahun. Karena ketekunan, ketelitian, dan kecerdasannya dalam mencari, menyeleksi, dan menghafal hadis, serta banyak menulis kitab, beliau mendapat gelar Amir al-Mukminin fi al-Hadis. Kota/negeri yang disinggahi al-Bukhari, yaitu: Bukhoro, Nisabur, Khurosan, Roi, Baghdad, Basra, Kufa, Damaskus, Quds, Kairo, Madinah. (Makkah tentunya untuk berhaji).
Kisah Imam Bukhari
Kisah Imam Bukhari sangat banyak tertulis di beberapa kitab. Baik mengenai kisah Imam Bukhari dan ibunya, kisah Imam Bukhari dalam menuntut ilmu, kisah Imam Bukhari sembuh dari buta, maupun kisah Imam Bukhari difitnah. Tentu kisah-kisah tersebut sangat layak diabadikan dalam suatu karya tulis. Biografi Imam Bukhari juga sangat mudah dijumpai di beberapa kitab, seperti di dalam Kitab Tarajim Al-A'immah Al-Kibar Ashaab al-Sunan wa Al-Atsar karya Al-Imam Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi.
Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari
Adapun dalam artikel ini, penulis akan sedikit menceritakan kisah Imam Bukhari terlebih dari segi penemuan makamnya.
Berdasarkan kisah yang tersebar di masyarakat setempat, makam Imam Bukhari mulai dikembangkan seperti halnya peristirahatan terakhir ulama besar yang penuh jasa menakjubkan dalam sejarah Islam pasca adanya permintaan dari Presiden RI pertama yakni Ir. Soekarno. Di tahun 1961 masehi pimpinan partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev meminta agar Ir. Soekarno dapat hadir ke Moskow. Dia ingin memperlihatkan pada Amerika bahwa Indonesia merupakan negara besar pemimpin Gerakan Non Blok yang berdiri di belakang Uni Soviet. Ketika itu Ir. Soekarno tidak langsung datang ke Moskow begitu saja. Presiden RI pertama ini mengajukan syarat agar menemukan makam Imam Bukhari lebih dahulu.
Pada waktu itu, Imam Bukhari tidak terkenal seperti saat ini. Kemudian, setelah menjalani berbagai penelurusan yang mendalam, makam Imam Bukhari pada akhirnya ditemukan. Makam Imam Bukhari tersebut dalam kondisi rusak tak terawat berada di tengah ladang kapas yang jauh dari jangkauan masyarakat. Indonesia merupakan satu-satunya negara yang sampai saat ini sangat dihormati oleh penduduk Uzbekistan. Khususnya di Samarkand.
Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami’ As-Shahih ya ng lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari. “Imam Bukhari menjadi ulama besar tak lepas dari peran ibunya yang single parent nan tangguh, berkat kesabaran dan ketangguhan ibunya lah imam Bukhari atas izin Allah sembuh dari kebutaan disaat kecil dan kelak menjadi perawi hadis nabi yang sangat masyhur,” pungkasnya.
Guru Imam Bukhari
Guru Imam Bukhari terdiri dari 1080 orang.
Di antara guru-guru beliau sebagai berikut:
1. Ishaq ibn Rahawaih
2. Ali ibn al-Madini
3. Ahmad ibn Hanbal
4. Yahya ibn Ma’in
5. Muhammad ibn Yusuf
6. Makki ibn Ibrahim
7. Ibrahim ibn Musa
8. Khalid ibn Makhlad
9. Ubaidillah ibn Musa
10. Ayyub ibn Sulaiman.
Selain itu, Imam Bukhari juga memiliki beberapa murid. Di antara murid-muridnya, sebagai berikut:
1. Muslim ibn al-Hajjaj
2. Abu Isa al-Tirmizi
3. al-Nasa’i
4. Ibn Huzaimah,
5. Ibn Abu Dawud,
6. Abu Hatim al-Razi
7. Ibrahim ibn Ishaq al-Harbi
8. Abu Bakar ibn Abi al-Dunya
9. Abdullah ibn Muhammad al-Asyqar, dan
10. Muhammad ibn Sulaiman ibn Faris.
Karya Imam Bukhari
Karya beliau yang paling monumental adalah Sahih al-Bukhari. Kitab Imam Bukhari yang paling pertama yakni berjudul “Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien”. Karya tersebut ditulisnya ketika ia berada pada usia 18 tahun. Pada saat mencapai usia 22 tahun, Imam Bukhari menjalankan ibadah haji menuju ke Tanah Suci bersamaan dengan ibu dan juga kakaknya yang bernama Ahmad. Ketika berada di Tanah Suci, ia menciptakan karya kitab “At-Tarikh” (sejarah) yang masyhur hingga saat ini. Adapun karya-karya lain dari Imam Bukhari adalah sebagai berikut:
التاريخ الكبير
التاريخ الصغير
الأداب المفرد
رفع اليدين
الصلاة خلف الإمام
التاريخ الوسيط
كتاب العلل
كتاب الكني
Penulis: Ahmad Yani
Editor: -