Jangan Mengatakan Seandainya
Segala Sesuatu adalah Takdir
Rasulullah Shalallahu'alaihi wa salam bahkan bersabda:
إن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت كان كذا وكذا ، ولكن قل : قدر الله ، وما شاء فعل ; فإن لو تفتح عمل الشيطان.
Jika sesuatu menimpamu maka jangan katakan: Seandainya aku begini maka pasti akan begini begini begini, akan tetapi ucapkanlah: "itu adalah takdir Allah, apa yang Alloh kehendaki maka itu yang terjadi", karena sesungguhnya kata seandainya itu akan membuka (mempermudah) pekerjaan syaitan (dalam menggoda diri).
(HR. Muslim)
Jangan Mengatakan Seandainya |
Hukum Mengatakan Seandainya
Lantas bagaimana hukum mengatakan seandainya? Ulama melarang kita untuk mengucapkan seandainya terlebih mengimaninya. Seolah apa yang telah Allah takdirkan tidak lebih baik daripada apa yang diangan-angankan.
Imam Qodi Iyad Berkata:
قال بعض العلماء : هذا النهي إنما هو لمن قاله معتقدا ذلك حتما ، وأنه لو فعل ذلك لم تصبه قطعا.
Sebagian Ulama Berkata: larangan ini dikhususkan untuk orang yang mengucapkannya dalam keadaan benar-benar menyakini seandainya dia melakukan itu maka dia tidak akan tertimpa hal itu.
فأما من رد ذلك إلى مشيئة الله تعالى بأنه لن يصيبه إلا ما شاء الله فليس من هذا.
Adapun orang yang mengembalikan semua itu kepada kehendak Allah yaitu itu tidak akan terjadi kecuali karena memang takdir dari Allah maka tidak dilarang (meskipun ucapkan seandainya)
واستدل بقول أبي بكر الصديق رضي الله عنه في الغار : لو أن أحدهم رفع رأسه لرآنا.
Dalilnya adalah ucapan Sayyidina Abu Bakar ketika didalam gua Tsur: Seandainya seorang saja diantara mereka (kafir Qurays) mengangkat kepalanya maka mereka akan melihat kita.
Kesimpulan: Ucapan seandainya itu terlarang kecuali jika hatinya tetap mantab dengan adanya takdir, jika hatinya mantab maka kalimat seandainya tidak terlarang baginya karena Sayyidina Abu Bakar mengucapkannya dan tidak ditegur Nabi karena beliau yakin tentang takdir.