A. Biografi penulis kitab I’jaz al-Qur’an
Pada pertengahan kurun ke-4 hijriah, muncul al-Qadhi Abu Bakar al-Baqillani yang bermadzhab Maliki. Beliau cekal mempertahankan dan mendukung aliran al-Asy’ariyyah dengan cara memperkemas dan mengukuhkan manhaj yang dibawa oleh al-Asy’ari. Menurut penuturan Ibn Khalkan, nama lengkapnya adalah Al-Qadhi Abu Bakar Ibn Thayyib Ibn Muhammad Ibn Ja'far Ibn Qasim, tetapi ia lebih popular dengan nama al-Baqillani. Tempat dan tanggal lahirnya tidak diketahui secara pasti. Namun Ibnu Khalkan hanya berani memberikan informasi bahwasanya masa awalnya ia dibesarkan di Bashrah. Yang dapat diketahui secara pasti yakni beliau meninggal di Baghdad tahun 403 H / 1013 M.
Dalam hal pendidikan, ia utamanya adalah belajar pada ayahnya. Ayahnya, Abdullah bin Yusuf, seorang ulama yang terkenal sebagai ahli Fiqh, Ushul Fiqh, Bahasa dan Sastra Arab. Dengan berguru kepada ayahnya, dengan sendirinya ia mewarisi ilmu-ilmu dari ayahnya. Di samping itu, selain mempelajari ilmu-ilmu keislaman, ia juga mempelajari filsafat. Ketika ayahnya wafat pada tahun 438 H. Ia menggantikan ayahnya sebagai guru di majelis pengajian ayahnya. Ketika itu usianya masih di bawah dua puluh tahun. Meskipun telah menjadi guru, namun ia tidak berhenti mencari ilmu. Ia belajar Fiqh dan teologi aliran Asy'ariyah pada Al-Isfiraini, dan belajar Fiqh mazhab Syafi'i dan Ilmu Hadits pada Al-Baihaqi. Pada masa yang sama, ia juga ikut menghadiri majelis yang dipimpin Al-Khabbazi untuk belajar Ilmu Al-Qur'an.
Salah satu karya al-Baqillani dalam aspek Ilmu Kalam (Teologi Islam) yang sekarang kita dapatkan ialah kitab yang berjudul “Al-Inshaf” (الإنصاف). Selain itu beliau juga menulis beberapa kitab lain, seperti I’jazul Qur’an, yang merupakan kitab pertama beliau. Lalu at-Tamhid fi ar-Raddi ‘ala al-mulhidah wa al-Mu’aththilah wa al-Khawarij wa al-Mu’tazilah. Ada juga kitab al-Ibanah fi Ibthal Madzhab Ahlil Kufri wa Adh-Dhalal. Terdapat pula Risalah al-Hurrah, al-Bayan Bainal Mu’jizat wal Karamat wal Hiyal wal Kahanah was-Sihri wa Nairinjat, dan masih banyak lagi yang lain.
B. Isi kandungan kitab I’jaz al-Qur’an
Isi kandungan kitab I’jaz al-Qur’an secara menyeluruh yakni mengenai penjelasan terkait kemukjizatan al-Qur’an. Kemukjizatan al-Qur’an ini kemudian diungkap dari macam segi pengucapan, turunan tutur kata yang disampaikan, susunan kalimat yang mengandung keindahan bahasa, perbedaan dalam langkah gramatikalnya, variasi penguasaan bahasa, apa yang masih diragukan kebenarannya terhadap kefasihan yang jelas, dan perbedaan ulama ahli bahasa.
Serta memuat bahasan berupa pengetahuan dasar-dasar ucapan dalam bahasa Arab. Kitabnya ini juga terdapat penjelasan terkait urgensi mempelajari I’jaz al-Qur’an. Bahkan terdapat bahasan berupa penjelasan balasan atau bantahan al-Baqillani terhadap golongan atheis atau yang mengingkari terkait keberadaan kemukjizatan al-Qur’an, dan masih banyak lagi bahasan yang lain seputar kemukjizatan al-Qur’an.
C. Metode penulisan kitab I’jaz al-Qur’an
Adapun metode penulisan kitab I’jaz al-Qur’an yakni dengan cara banyak merujuk pada pendapat para ulama secara rinci serta pendapat Imam al-Baqillani. Kitab I’jaz al-Qur’an di tulis dengan di awali dengan muqaddimah dari penulis kitab (al-muallif). Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan beberapa fashl, seperti terkait penjelasan wujuh i’jaz al-Qur’an al-mutaqaddimah; syarh al-wajh al-awwal, ats-tsani, dan ats-tsalits. Kemudian dilanjutkan dengan menulis fashl lain seperti mengenai kaifiyah al-wuquh ‘ala i’jaz al-Qur’an, dan lain-lain.
Di akhir kitab, akan dijumpai bahwa penulis menuliskan pembukaan kitab atau mafatihul kitab yang berisikan daftar ayat-ayat, daftar hadits-hadits, daftar syair-syair, daftar nama-nama, daftar kitab-kitab yang membahas terkait kemukjizatan al-Qur’an, daftar rujukan daripada kitab i’jaz al-Qur’an, serta terakhir adalah daftar tema bahasan dalam kitab i’jaz al-Qur’an. Daftar-daftar tersebut ditulis dengan sangat rinci beserta halamannya, sehingga mempermudah pembaca untuk mencari bahasan yang hendak dicari.
D. Keutamaan kitab I’jaz al-Qur’an
Keutamaan kitab I’jaz al-Qur’an yakni kitab ini dibahas dengan mengutip pendapat-pendapat ulama dan tidak terjadi banyak pengulangan pendapat yang sama. Kemudian juga kitab ini mudah untuk dipahami para pembaca serta memuat wawasan yang luas terutama terkait kemukjizatan al-Qur’an. Dengan membaca kitab ini seorang muslim akan mampu mengetahui i’jaz al-Qur’an yang mana merupakan salah satu prinsip elementer yang penting guna memahami maksud firman Allah ﷻ. Kitab ini juga memuat jawaban logis beserta bantahan terhadap golongan yang menolak akan keberadaan kemukjizatan dalam al-Qur’an. Wallahu’alam bishshawab.
Daftar Pustaka
AB, Hadariansyah. “Konsep Af’al Al-’Ibad Dalam Pemikiran Teologi Tokoh-Tokoh Besar Aliran Asy’ariyah: Telaah Perbandingan Atas Pemikiran Al-Asy’ari, Al-Baqillani, Al-Juwaini, Dan Al-Ghazali.” Ilmu Ushuluddin 8, no. 1 (2009): 49–70.
Idris, Mohd Faiz Hakimi bin Mat, Ishak bin Sulaiman, Ahmad Zahid bin Salleh, Sofyuddin bin Yusof, Abdillah Hisham bin Abdul Wahab, and Mohd A’Tarahim bin Mohd Razali. “Al-Asha’irah: Faktor Perkembangan Dan Metodologi Argumentasinya.” Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari 11 (2015): 121–133.
Ramli, Muhammad Idrus. Mazhab Al-Asy’ari. Surabaya: Khalista, 2009.
Penulis: Ahmad Yani
Website: Jejak Mufassir
Website: Jejak Mufassir