Masa Kejayaan Islam
Islam pada hakikatnya telah mengalami masa kejayaan sejak zaman Rasulullah ﷺ (1 H – 11 H) kemudian mengalami perluasan
wilayah mulai dari zaman Khulafaur Rasyidin
(11 H – 41 H), zaman Bani Ummayyah (41 H – 132 H), zaman
Bani Abbasiyyah (132 H – 565 H) hingga zaman Turki Utsmani.
Kejayaan umat Islam
di zaman Turki Utsmani berlangsung sejak abad ke-15 – 16, namun pada abad ke-17,
Islam mulai mengalami kemunduran karena di saat itu jihad sudah mulai berhenti
dilakukan sehingga mengalami masa stagnan, dan masa stagnan ini juga terjadi di
berbagai negara, termasuklah di Nusantara mulai adanya perpecahan dan terjadi
kolonialisme, termasuk juga di Andalusia.
Islam kembali bangkit ketika adanya
reformasi militer di Turki Utsmani dan di Mesir, bahkan oleh salah satu tokoh
reformasi di Mesir yakni Muhammad Ali Pasha yang mengadopsi sistem kemiliteran
angkatan laut Inggris, mengirim pelajar dari Mesir ke Perancis yang kemudian
menjadi para pembaharu dan pemikir-pemikir Islam, lalu mendirikan institusi
modern yang nanti membuat pemikiran di Mesir menjadi lebih maju, termasuklah
muncul gerakan pembaharu di negara Indonesia yang nantinya ikut serta
membangkitkan semangat nasionalisme hingga akhirnya bisa merdeka, dan Islam pun
kembali bangkit hingga saat ini di abad ke-20.
Kehancuran Sultan Mamluk di Mesir Menjadi Salah Satu Tanda Kemunduran Islam
Pertempuran Piramida atau pertempuran Embabeh, menjadi awal invasi Perancis
ke Mesir yang terjadi pada 21 Juli 1798, dalam rangka menyerang pasukan dan
penguasa Mamluk yang berlokasi di Mesir oleh Napoleon.
Napoleon berhasil
memenangkan pertempuran serta mulai menguasai Cairo, hal ini menjadi tanda awal
kemunduran kekuatan militer Ottoman sepanjang abad, kemudian Napoleon
membawa pasukannya yang berada di
Alexandria menuju Cairo pada bulan Juli 1798, lalu kembali berhadapan dengan
pasukan Mamluk sekitar 15 km dari Piramida dan dekat Cairo, dan kembali menang.
Ibrahim Bey yang merupakan salah satu komandan Mamluk melarikan diri ke Sinai,
sementara Murad Bey melarikan diri ke Cairo lalu kemudian ke Mesir Hulu, hingga
pada tahun 1800, Murad Bey berdamai dengan Jean-Baptiste Kléber dan menyetujui
perjanjian dalam menjaga Garnisun Cairo, namun beliau meninggal karena wabah pes
ketika dalam perjalanan.
Sebab Hancurnya Kejayaan Islam
Kejayaan Islam ditandai dengan lahirnya ilmuwan-ilmuwan dari kalangan umat
beragama Islam yang berpikir terbuka dan melahirkan konsep keilmuan baru seperti
sosok Al-Kindi, Al-Khayyam, Al-Khawarizmi, dan Ibnu Rusyd.
Islam yang selama
500 tahun menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan filsafat dan sastra
akhirnya berakhir dan mengalami kemunduran akibat beberapa faktor, seperti
adanya kritik al-Ghazali yang menentang filsafat Yunani, sehingga umat muslim
tatkala itu menjadi tidak bergairah untuk menggali ilmu pengetahuan lain, adanya
keberhasilan serangan militer mongol dalam mengalahkan militer khawarizmiyyah,
runtuhnya kekhalifahan Abbasiyyah dan hancurnya kota Baghdad beserta
perpustakaan dan pusat ilmu pengetahuan paling lengkap di kala itu, yakni Bait
Al-Hikmah.
Jika kita berkaca dari sejarah, maka kita akan mengetahui bahwa
kejayaan Islam pada hakikatnya hanya bisa tumbuh ditengah masyarakat yang mau
berpikir terbuka, rasional, toleran, dan haus akan ilmu pengetahuan, oleh
karenanya sudah semestinya kita kembali untuk membentuk kejayaan Islam yang
berikutnya.
Ditulis oleh: Al-Faqir Ilallah, Ahmad Yani
Artikel ini bersumber dari: www.jejakmufassir.my.id