Tanda-Tanda Bina' - علامات البناء
Pada postingan Bina' dan I'rob kita telah mengetahui bahwasanya kosakata Bahasa Arab tatkala kita tinjau harokat akhirnya ada yang sifatnya tetap (mabni) dan adapula yang sifatnya tidak tetap (mu'rob). Tentu kosakata yang harokatnya tetap ini, sampai kapanpun akan tetap demikian. Beda dengan yang mu'rob. Apabila ada yang mempengaruhi kosakata yang sifatnya mu'rob maka harokat akhirnya bisa berubah sesuai keadaan, baik itu menjadi fathah, kasroh, dhommah, maupun sukun.
Dalam postingan kali ini, penulis ingin menjelaskan mengenai tanda-tanda harokat akhir yang sifatnya mabni atau tetap. Apa saja sih tanda-tanda kosakata yang sifatnya bina' (tetap)?
Namun sebelumnya sudah semestinya kita mengingat kembali bahwa golongan yang termasuk kosakata bina' di antaranya yakni:
1. Sebagian isim.
Apa saja yang termasuk isim mabni (tetap harokat akhirnya)?
a. Isim dhomir (kata ganti).b. Isim Isyarah (Kata tunjuk) kecuali هذين dan هاتين
c. Isim Maushul (Kata sambung) kecuali الذين dan اللتين
d. Isim Istifham (Kata tanya) kecuali أيّ
2. Keseluruhan huruf.
3. Keseluruhan fi'il madhi.
4. Keseluruhan fi'il amr.
5. Keseluruhan fi'il mudhori' yang terdapat nun niswah dan nun taukid.
Dari golongan di atas dapat diuraikan keadaan tanda-tanda bina'nya.
1. Sebagian isim
Isim mabni (harokat akhirnya tetap) ada 4 keadaan, antara lain:
a. Tetap dalam keadaan fathah.
Contoh:
Kategori isim dhomir:
هُوَ (Dia seorang laki-laki)
هِيَ (Dia seorang perempuan)
أَنْتَ (Kamu seorang laki-laki)
أَنْتُنَّ (Kalian jamak perempuan)
Kategori isim isyarah:
ذَلِكَ (Itu - untuk mudzakkar)
تِلْكَ (Itu - untuk muannats)
Dan masih banyak contoh yang lainnya.
b. Tetap dalam keadaan dhommah.
Kategori isim dhomir:
نَحْنُ (Kami)
Serta masih banyak contoh lainnya.
c. Tetap dalam keadaan kasroh.
Contohnya yakni: هَذِهِ (Ini - untuk mudzakkar).
d. Tetap dalam keadaan sukun.
Contohnya yakni: هُمْ (Mereka)
2. Keseluruhan huruf.
Keseluruhan huruf ada 4 keadaan, antara lain:
a. Tetap dalam keadaan fathah.
Contoh: لَعَلَّ (Semoga), ثُمَّ (Kemudian), وَ (Dan).
b. Tetap dalam keadaan dhommah.
Contoh: مُنْذُ (Sejak)
c. Tetap dalam keadaan kasroh.
Contoh: لِ (Bagi/untuk)
d. Tetap dalam keadaan sukun.
Contoh:هَلْ (Apakah), قَدْ (Sungguh).
3. Keseluruhan fi'il madhi.
Keseluruhan fi'il madhi ada 3 keadaan, antara lain:
a. Tetap dalam keadaan fathah tatkala tak bersambung dengannya sesuatu.
Contoh:
ذَهَبَ (Dia seorang laki-laki telah pergi).
كَتَبَ (Dia seorang laki-laki telah menulis).
b. Tetap dalam keadaan dhommah tatkala bersambung dengan waw jama'ah.
Contoh:
كَتَبُوا (Mereka jamak laki-laki telah menulis).
شَرَبُوا (Mereka jamak laki-laki telah meminum).
c. Tetap dalam keadaan sukun tatkala bersambung dengannya ta' mutaharrikah atau nun niswah atau na fa'il
Contoh:
Tatkala bersambung dengan ta' mutaharrikah (ت):
حَفظْتُ (Saya telah menghafal).
Tatkala bersambung dengan nun niswah (نَ):
حَفظْنَ (Mereka jamak perempuan telah menghafal)
Tatkala bersambung dengan na fa'il (نَا):
حفظْنَا (Kami telah menghafal).
4. Keseluruhan fi'il amr.
Keseluruhan fi'il amr ada 4 keadaan, antara lain:
a. Tetap dalam keadaan sukun tatkala bersambung dengan nun niswah, jika bersambung dengan shohih, dan tidak bersambung dengannya sesuatu.
Contoh: إِقْرَأْ (Bacalah olehmu seorang laki-laki), إِقْرَأْنَ (Bacalah olehmu perempuan jamak - ini yang bersambung dengan nun niswah).
b. Tetap dalam keadaan fathah tatkala bersambung dengan nun taukid.
Contoh: جَاهِدَنَّ (Benar-benar bersungguh-sungguhlah - ini yang bersambung dengan nun taukid)
c. Tetap dalam keadaan menghapus nun jika bersambung dengan alif itsnain, waw jama'ah, dan ya' mukhothobah.
Contoh:
Jika bersambung dengan alif itsnain ﺍُﺷْﻜُﺮَﺍ (Bersyukurlah kalian berdua laki-laki).
Jika bersambung dengan waw jama'ah ﺍُﺷْﻜُﺮُﻭﺍ (Bersyukurlah kalian jamak laki-laki).
Jika bersambung dengan ya' mukhothobah ﺍُﺷْﻜُﺮِﻱ (Bersyukurlah kamu seorang perempuan).
d. Tetap dalam keadaan menghapus huruf illat (huruf illat ada 3 yakni ا, و dan ي).
Contoh:
ادْعُ (Berdoalah kamu seorang laki-laki)
5. Keseluruhan fi'il mudhori' yang terdapat nun niswah dan nun taukid.
Dalam hal ini hanya ada dua keadaan saja, antara lain:
a. Tetap dalam keadaan sukun tatkala bersambung dengan nun niswah.
Contoh: يَجْتَهِدْنَ (Mereka jamak perempuan sedang bersungguh-sungguh).
b. Tetap dalam keadaan fathah tatkala bersambung dengan nun taukid.
Contoh: يَحْفَظَنْ (Mereka jamak laki-laki sedang benar-benar menghafal).
Selain contoh-contoh yang penulis berikan, masih banyak contoh-contoh lainnya.
Wallahu a'lam bishshawab.
Bagi Anda yang ingin lebih mahir dalam menguasai bahasa Arab, bisa bergabung ke premium arabic class, dengan cara klik di sini. Kelas terbatas ya. Buruan daftar sekarang juga. Bagi yang berhasil lulus maka akan mendapatkan sertifikat resmi dari lembaga Jejak Mufassir.